• Hubungi Kami
  • 0624-95140
  • smpkotapinang@gmail.com

Merdeka Belajar Perkuat Ekosistem Ristek dan Inovasi Nasional

Merdeka Belajar Perkuat Ekosistem Ristek dan Inovasi Nasional

  • Kategori

    Berita Utama
  • Tanggal

    13 Agustus 2021
  • Oleh

    Administrator
  • Dibaca

    0 Kali

Jakarta, 10 Agustus 2021 --- Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim mengatakan saat ini program-program Merdeka Belajar telah membuka pintu-pintu kolaborasi lintas sektor dan lintas lembaga. Program Merdeka Belajar seperti SMK Pusat Keunggulan, Kampus Merdeka, Kampus Merdeka Vokasi menjadi bagian dari upaya peningkatan mutu produk inovasi buatan pelajar dan mahasiswa, serta hilirisasinya.

“Layaknya Merdeka Belajar yang menjadi gerakan bersama memperbaiki sistem pendidikan Indonesia, maka Bangga Buatan Indonesia tidak hanya menjadi jargon, tetapi menjadi aksi nyata yang melibatkan semua lapisan masyarakat,” tutur Mendikbudristek pada peringatan Hakteknas Tahun 2021 secara virtual di Jakarta, Selasa (10/8).

Dalam konsep Merdeka Belajar, lanjut Menteri Nadiem, peserta didik adalah prioritas utama. Pendidik harus memberikan kemerdekaan kepada peserta didik untuk mencoba hal-hal baru dan menciptakan inovasi. Namun, inovasi saja sekarang tidak cukup karena globalisasi dan perkembangan zaman menuntut kita untuk menghilangkan batas-batas yang memisahkan antara bidang ilmu, sektor, dan lembaga.

“Kemendikbudristek mendukung agar sebanyak mungkin praktisi, dosen, mahasiswa keluar dari lingkungannya untuk saling bertukar ilmu dan pengalaman baru dalam riset yang mendukung pengembangan karier masing-masing. Ini adalah filosofi dasar yang harus dilakukan secara agresif,” tegas Mendikbudristek.

Merujuk arahan Presiden Joko Widodo, terdapat lima area yang menjadi fokus pengembangan riset Indonesia ke depan. Pertama, green economy atau green zone. Perubahan iklim dan struktur energi di dunia membawa dampak bagi seluruh bangsa termasuk Indonesia. Bencana alam yang sering terjadi di Indonesia secara nyata adalah bukti dari perubahan iklim yang sedang terjadi. “Maka kita mengembangkan energi terbarukan (renewable energy) bergerak ke arah efisiensi energi,” tutur Menteri Nadiem.

Kedua, blue economy yang merujuk pada pengembangan ekonomi yang didukung pemanfaatan potensi kemaritiman nasional yang luar biasa. “Aset terbesar kita adalah ekonomi maritim. Oleh karena itu, kita juga harus merawat kekayaan bahari kita sambil memitigasi dampak perubahan iklim itu sendiri agar kebermanfaatannya dapat terus kita rasakan khususnya bagi masyarakat di daerah pesisir,” lanjut Nadiem.

Ketiga adalah transformasi digital. Perkembangan digital akan mengubah cara hidup manusia termasuk di dalamnya mekanisme pemerintah, industri, dan manajerial. “Kita harus terus melakukan akselerasi dalam teknologi digital termasuk Artificial Intelligence agar tidak tertinggal,” kata Menteri Nadiem.

Keempat, area lainnya yang tidak kalah pentingnya adalah bidang pariwisata. Indonesia memiliki kekayaan alam yang dapat menjadi aset pariwisata namun capaiannya belum bisa melampaui negara lain yang kekayaan alamnya berada di bawah Indonesia. “Oleh karena itu, kita harus menjadi pemain dunia dalam pariwisata,” pesan Nadiem.

Kelima, area kesehatan. Akibat pandemi Covid-19, teknologi di bidang kesehatan berkembang pesat. “Ke depan, bagaimana kita mengakselerasi kemandirian di sektor kesehatan kita dengan menghasilkan alat-alat kesehatan dan metode terapi terkini yang sejalan dengan perkembangan teknologi,” terang Menteri Nadiem.  

“Lima aspek ini menjadi lima fokus riset kita untuk mengatasi semua permasalahan yang paling kritis sebagai bangsa untuk memanfaatkan kekayaan terbesar kita dalam memajukan perekonomian. Oleh karena itu menurutnya, perlu ada paradigma baru untuk menghilangkan pembatasan antara dunia akademi dengan dunia industri agar riset kita semakin berkembang,” imbuhnya.

Untuk memecahkan sekat pembatas tersebut, maka semua pihak, menurut Mendikbudristek, perlu memandang ekosistem riset sebagai satu kesatuan. Di mana sejak awal, akademisi dan industri menjadi satu kesatuan dalam project based sehingga ada kolaborasi dan ruang-ruang inovasi yang tercipta bersama. Sedini mungkin antara keduanya juga dilakukan diskusi menyangkut kebutuhan, dampak, dan manfaat dari riset yang akan dilakukan.

“Dari sisi regulasi kita merdekakan sekat-sekat tersebut sehingga dosen dapat berkarier di tengah menjalankan risetnya, mahasiswa dapat terlibat dalam riset dan tidak perlu mengorbankan SKS, karena dapat kredit penuh. Kita dukung passion dan minatnya,” lanjutnya.

Rangkaian Hakteknas 2021

Dalam laporannya Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (plt. Dirjen Diktiristek), Nizam menjelaskan beberapa rangkaian kegiatan berlangsung pada Hakteknas Tahun 2021 dengan tujuan untuk membangun dan menggelorakan semangat kebangkitan teknologi nasional.

“Pada tanggal 2 Agustus 2021 yang lalu, diadakan webinar inovasi pertama yang bertajuk ‘Karya Kreatif untuk Indonesia’. Webinar yang secara khusus membahas kreativitas anak bangsa di bidang kesehatan ini, diselenggarakan oleh Universitas Airlangga (Unair) untuk mendorong produksi alat-alat kesehatan dan vaksin “merah putih”,” ungkap Nizam.

Kemudian, pada 5 Agustus 2021 melalui webinar inovasi kedua yang berfokus pada digital teknologi untuk pertanian dan pangan, diselenggarakan oleh Institut Pertanian Bogor (IPB). Pada 9 Agustus 2021, Institut Teknologi Bandung (ITB) menggagas webinar inovasi ketiga yang diselenggarakan dengan berfokus pada digital twin untuk daya saing bangsa membangun smart city dan smart community.
 
Selanjutnya, pada tanggal 9 - 13 Agustus 2021 dilaksanakan Pekan Inovasi oleh Universitas Indonesia untuk membangun kolaborasi sinergi lintas sektor antara kampus dengan dunia industri. Kemudian, pada hari ini adalah acara puncak rangkaian Hakteknas dengan pameran virtual produk-produk dalam negeri serta panel forum diskusi terpumpun  teknologi “merah putih”, baik dalam pengembangan vaksin “merah putih”, pengembangan laptop “merah putih”, pengembangan kendaraan listrik “merah putih”, dan berbagai teknologi “merah putih” lainnya. Tujuan diskusi ini adalah untuk menghasilkan rencana aksi yang konkret antara berbagai pihak, baik pemerintah, perguruan tinggi, maupun dunia industri serta masyarakat untuk mewujudkan karya-karya anak bangsa masuk ke pasar industri.

Pada 16 Agustus 2021 akan berlangsung pameran virtual yang diselenggarakan oleh Forum Dekan Teknik Indonesia. Berikutnya, pada 17 Agustus 2021 atau tepat pada peringatan kemerdekaan Indonesia akan dilakukan serangkaian kegiatan untuk mendorong inovasi oleh Institut Seni dan Budaya Indonesia dalam bentuk pagelaran Narasi Seni Budaya Nusantara.

Kemudian, pada 18 Agustus 2021 akan digelar webinar inovasi yang keempat untuk bidang riset dan teknologi inovasi oleh Universitas Padjadjaran (Unpad). Pada 21 Agustus 2021 akan diadakan SPADA Awards yang dilanjutkan dengan webinar inovasi yang kelima. Pada 23 Agustus 2021, platform inovasi hub plastic, Indonesia-Australia, diadakan sebagai inisatif untuk mengatasi sampah plastik, kerja sama antara Kedaireka dengan CSIRO.

Pada 8 September 2021 diadakan Digital for Healthcare and Sosio-ecosystem. Kemudian, pada 17 September 2021 akan diadakan Global Innovation Forum yang diselenggarakan bersama dengan MIC Jepang, CSIRO Australia, Group 71 Singapore, dan Gloria dari Taiwan, simbol-simbol inovasi di berbagai negara juga dengan open innovation MIT yang akan diselenggarakan oleh UGM. Kemudian, pada 28 Oktober 2021 akan diselenggarakan webinar inovasi untuk pendidikan oleh Universitas Pendidikan Indonesia. (Denty/Seno/Danasmoro)
Sumber :